Ayam Goreng Nelongso ini pasti akrab sekali di telinga para mahasiswa, enggak terkecuali aku, yang pengin menghemat pengeluaran demi kelangsungan hidup selama kuliah. Terutama akhir bulan, rasanya menu-menu Ayam Goreng Nelongso adalah sahabat kantong kering yang enak. Menu paling favorit, ya jelas paket Ala Carte Ayam Crispy Free Nasi.
Terkadang saat backpacker pun agar bisa menghemat pengeluaran, mending enggak bisa makan mewah daripada enggak bisa pulang. Akhirnya setiap kali traveling selalu bawa margarin, hahaha. Kalau ngerasa duitnya mulai nipis karena pengeluaran enggak terduga atau hal lainnya, alternatif makan ya nasi kucing atau beli nasi putih doang terus diaduk sama margarin. Nggak hanya traveling, saat kuliah pun sering begitu juga.
Tapi, makan begitu doang apa enggak eneg kalau sering? Maka dari itu butuh sahabat umat hemat, ada sayurnya, enak. Intinya paket pengisi perut dan enggak bikin dompet sekarat, juga dekat serta mudah didapat. Jawabannya, ya, Ayam Goreng Nelongso. Karena pilihan sambalnya banyak, hahaha.
Behind The Story Sukses si Owner
Setelah bersahabat dengan Ayam Goreng Nelongso selama bertahun-tahun belakangan, sebenarnya aku cukup penasaran sama ownernya. Sebagai anak fakultas ekonomi yang terobsesi jadi kaya, biar enggak ngitung duit ghoib, aku pengin tahu apa motivasi dan sepak terjang orang-orang yang menjalankan bisnis dari nol. Tahu sendiri sekarang Ayam Goreng Nelongso punya berapa cabang, kan.
Dengan, 71 cabang yang ada di berbagai kota, terkhusus Malang Raya, pasti ada kisah di balik cerita sukses itu. Karena namanya bisnis itu ya sangat fluktuatif, sekali di atas bisa dapat omset setinggi langit, sekali down bisa hancur sehancur-hancurnya. Terkadang aku mendengar, lebih baik jangan mulai berbisnis kalau belum siap mental. Karena saat bisnis itu bangkrut, pemilik bisnis bisa jauh lebih miskin daripada sebelum punya bisnis.
Nanang Suherman, dari Loper Koran hingga Bisnis Ayam Goreng Nelongso
Mental pebisnis itu memel alias ndableg untuk terus bangkit dan berinovasi, sama seperti owner Ayam Goreng Nelongso—Nanang Suherman. Pria kelahiran Probolinggo yang merupakan anak tunggal dan tinggal di rumah sederhana, dengan orang tua yang selalu mendukung apa pun mimpi anaknya. Yang membuatku teringat kedua orang tuaku, tipe yang akan selalu percaya sama impian dan pilihan anaknya.
Daripada disebut dimanja, sebenarnya aku lebih menangkap bahwa orang tua Mas Nanang ini pengin memberikan yang terbaik buat mendukung impian anaknya. Karena pengin banget kuliah di tengah keterbatasan ekonomi, akhirnya memutuskan untuk menjadi loper koran di perempatan Dinoyo. Kuliah merantau di Malang, jauh dari orang tua, hidup mencari nafkah sendirian di kota. Namun, ambisi jadi kaya ini membuat sosoknya menjadi tahan banting. Walau saudaranya sendiri malu kalau ketemu waktu masih berjualan koran di jalanan. Bayangkan kalau saat itu Mas Nanang enggak ambisius?
“Mau itu hinaan, saya enggak peduli yang penting saya bisa hidup.”
– Nanang Suherman
Dari menonton video wawancaranya di kanal YouTube Pecah Telur, Nanang Suherman ini menceritakan jatuh-bangunnya berbisnis di berbagai sektor. Dari loper koran, jadi agen loper koran. Dari sales komputer, jadi punya toko komputer yang pernah menang tender pemerintah. Dari pegawai bank, resign dan memilih berbisnis besi tua. Dari hidup hedon kasur jutaan, hingga tidur beratapkan teras di pom bensin. Dari memulai bisnis, kemudian sukses, lalu bangkrut, lalu mulai lagi, sukses, bangkrut lagi.
Ada Perempuan Hebat di Sampingnya
Kalau kata Kang Maman dalam puisinya, pasangan itu ya harus pas, karena kalau enggak pas ya hanya akan menjadi angan saja. Kalau sudah pas, langsung saja dihalalkan karena fitrah hati manusia ini mudah berubah. Seperti kisah jatuh-bangunnya bisnis Mas Nanang ketika jomlo, kemudian disarankan untuk menikah oleh orang tuanya agar ada yang mengerem dan ikut bantu mengatur keuangan. Biar bisnis itu ada hasilnya. Akhirnya setelah satu bulan sejak kenal, pernikahan lalu dilangsungkan.
Memang pada dasarnya setiap rumah tangga punya ujiannya masing-masing. Kondisi ekonomi yang bisa dibilang cukup, mendadak ambruk dan harus menjual barang-barang di rumah. Kesetiaan dan dukungan dari pasangan inilah yang membuat Mas Nanang terus bergerak. Terlilit utang 1,3 miliar rupiah, hingga setiap hari diteror debt collector bahkan yang rasanya enggak percaya kalau itu ada di dunia nyata ketika Mas Nanang menceritakan kisahnya dipukuli. Sementara istri dan anaknya menangis ketika bersembunyi dengan rasa takut dan cemas.
Dengan dukungan istri yang luar biasa di sampingnya, keluarga kecil itu jadi penyemangat bagi Mas Nanang tentunya agar makin berambisi untuk keluar dari lingkaran setan jerat utang.
Ayam Goreng Nelongso yang Terus Berkembang Pesat
Berawal dari sebuah ruko yang disewa, Mas Nanang memulai bisnis kulinernya. Dengan keinginan mencapai kesuksesan yang kuat, bisnis kuliner bebek goreng bernama Griya Bebek pun dipasarkan. Perkembangannya tentu saja enggak langsung melejit, bahkan pernah beromset 500,- perak saja dari penjualan kerupuk. Belum lagi insiden gerobak yang dicuri, membuatnya harus pindah ke tempat yang lebih ramai di komplek pertokoan pujasera Soehat.
Mengusung menu ayam goreng nelongso, seharga lima ribu untuk menu sambel, nasi, dan ceker. Ternyata mendapatkan respon positif dan membuat bisnisnya kian berkembang hingga bisa membuka cabang kedua. Namun, force major terjadi, kebakaran menghanguskan semua perabot dan sebagainya di cabang kedua. Ternyata, kejadian membuat Mas Nanang merombak sistem manajemennya yang tentu saja menjadikan Ayam Goreng Nelongso sebesar sekarang.
“Nggak ada masalah yang besar, tergantung sudut pandangnya kita saja.”
– Nanang Suherman
Ayam Goreng Nelongso (@ayamnelongso) sekarang enggak hanya ada di Malang dan banyak sudutnya, tetapi juga sudah hadir di berbagai kota: Surabaya, Bandung, Kediri, Yogyakarta. Sungguh, aku ingat sekali waktu itu Ayam Goreng Nelongso akan membuka cabang di Yogyakarta dan itu menjadi trending topic di media sosial. Beberapa bulan selang cabangnya dibuka, aku berkesempatan main ke Yogyakarta dan beneran ramai punya tempatnya. Enggak kalah ramainya sama di Malang yang juga selalu penuh, apalagi jam makan.
Oleh karena itu, Ayam Goreng Nelongso terus mampu berekspansi walau di kala pandemi begini. Seperti baru-baru ini yang mengadakan Grand Opening cabang ke 71 Ayam Goreng Nelongso di Purwosari (24/06/2021). Ayam Goreng Nelongso bisa sebesar sekarang ini karena mental pebisnisnya Mas Nanang ini sudah tahan banting, juga karena dukungan dari istri tercintanya, dan keluarga kecil yang kini menjadi keluarga besar bahagia. Enggak hanya itu, di instagram pribadinya (@nanang_anakbaik) juga kerap kali membagikan tips bisnis dan aktivitas keluarga kecilnya.
13 Komentar. Leave new
Pantas aku baru tahu, bukan mahasiswa sih. Salut deh sama perjuangannya hingga sesukses ini
Bener banget mba, klo gak kuat mental dan punya strategi bisnis yg tepat,, ya sudah wasalam
Salut sama owner Ayam goreng nelongso,, hebat terus bertahan dan berkembang
Thanks sharing luar biasa ini,, jadi tambah semangat 🙂
Ayam Nelongso ini heboh banget ya, aku penasaran banget deh pengen cobain juga kak
Ayam nelongso in enak banget kak, apa lagi sambelnya hehehe. Mantab dah. Ternyata dibalik itu semua ada kegigihan ownernya yang luar biasa ya kak. Semoga kita bisa sukses dan berhasil seperti itu.
Bisa kita jadikan motivasi ya kak, bila ingin berhasil ya harus kerja keras dan mulai dari 0 biar kita saat berada di atas gak bikin lupa diri. Seperti owner Ayam Goreng Nelongso ini
Sekatika baca kisah sukses dibalik ayam goreng nelongso aku ikut kecipratan semangatnya mbak. Sungguh. Keren banget jatuh bangun sang ownernya ya. Patut dituru biar tahan banting. Nggak kebayang deh terlilit utang sampai milyaran. Huhu
Di Surabaya banyak banget outletnya. Memang harga benar benar berahabat di kantong semua warga deh. Ga hanya mahasiswa, aku yang udah kerja aja kadang ingin nyoba kuliner enak dengan harga bersahabat. Ayam goreng Nelongso ini pionerr kuliner harga bersahabat nih
Mantap, mental yang hebat
Harus banyak belajar nih cara menumbuhkan mental sehebat itu
Sukses selalu buat pak nanang dengan bisnisnya
Wau cerita motvasi yg luar biasa, untuk pelajaran orang² yg lagi berbisnis agar lebih semangat dan nggak putus asa bila rugi.
Saya pun lagi bisnis kecil² an, semangat.
Kok jadi kepingin nyicipin Ayam Goreng Nelongso, kayak apa ya rasanya kok sampai bisa buka 71 Cabang.
Wah, jadi pengin nyobain. Penasaran… hehehe. Ah, itu prinsip hidupnya mantap bener. Salut dan patut dicontoh.
Mba, itu makan sama margarin? Wah, aku gak kebayang sama rasanya.
Ayam Gorengnya kok murah, ya dan perjuangan owner yang penuh lika-liku jadi terharu. Memang setiap orang memiliki ujiannya tersendiri, untuk sukses saja harus berdarah-darah dulu.
Mas Nanang ini hebat banget ya gak langsung sukses gitu aja tetapi mengalami jatuh bangunnya menjalani usaha., Salut deh. Semoga gerai Ayam Nelongso nambah terus di mana-mana dan usahanya barokah ya. Amin
wah jadi penasaran nih sama Ayam goreng nelongso ini. kira-kira bakalan buka cabang di kalimantan nggak ya? ceritanya juga agak mirip ya sama yang punya rocket chicken yang juga memulai usaha dari nol