Hai, aku memang suka banget traveling terutama ke lokasi wisata alam, bukan hanya untuk bermain dan refreshing setelah penat kuliah. Meski harus bertarung dengan bahaya sinar UV, karena aku menyadari bahwa sebagai konten kreator, aku wajib jadi representasi dari daerah tempat tinggalku. Aku mau mengenalkan kota tercintaku ini ke banyak orang melalui konten di media sosial dan blog.
Selain itu, aku juga mau meneroka alam untuk menguatkan syukur atas nikmat yang diberikan Allah azza wa jalla. Makanya, kulit aku sering kusam akibat sinar matahari dan bahaya sinar UV, yang bikin aku butuh sunscreen buat terus Beat The Sun dan makin aktif ngonten.
Sepertinya aku enggak pernah curhat tentang permasalahan kulit kusam akibat keseringan terpapar matahari saat traveling, hahaha rahasia dapur banget. Tapi, enggak cuma karena aktivitas di luar ruangan, karena kuliahnya juga daring bikin aku makin sering ada di depan monitor. Tahu enggak sih, kalau monitor ini juga memaparkan bahaya sinar UV yang bikin kulit kusam?
Jadi, walau aktivitas di dalam ruangan juga butuh pakai sunscreen, barang wajib ‘ain buat setiap saat deh pokoknya.
Ini Loh Bahaya Sinar UV buat Kulit
Manusia secara alami memang membutuhkan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Waktu pagi hari ini dinilai sebagai waktu terbaik mendapatkan sinar ultraviolet untuk diubah tubuh menjadi vitamin D. Sinar matahari membantu tubuh memproduksi hormon serotonin (hormon kebahagiaan), tentu di balik bahaya sinar UV pasti ada manfaatnya juga.
WHO juga ngasih tahu kalau sinar matahari bisa mengatasi beberapa permasalahan kulit: eksim, psoriasis, sakit kuning, dan kulit berjerawat. Selain itu, sinar matahari ini bermanfaat untuk menghindari penyakit tuberkulosis, osteomalacia, diabetes tipe 1, dan sebagainya.
Tapi, sinar matahari ini juga bisa menyebabkan kerusakan kulit bahkan sampai kanker. Apa saja bahaya sinar UV?
# Bahaya sinar UV bikin kulit kusam
Sewaktu SMA aku belum mengenal skincare alhasil, ya kulit dirawat hanya dengan mencuci wajah dan memakai masker buatan sendiri saja. Padahal aktivitas sekolah mengharuskanku banyak di luar ruangan, juga di depan komputer yang mana itu bikin kulit kusam. Selain bahaya sinar UV dari matahari, sinar biru dari monitor komputer juga HP bisa merusak kulit, loh. Aku korbannya 😂 karena enggak pakai (enggak kenal dulu) tabir surya.
# Sunburn
Atau kulit terbakar ini seringkali aku alami setelah berada di bawah paparan bahaya sinar UV matahari beberapa waktu. Gejalanya yaitu kulit tampak kemerahan dan nyeri saat disentuh, terus beberapa hari kemudian kulitku akan mengalami pengelupasan. Pada beberapa orang mungkin akan berdampak berbeda, sunburn yang parah bahkan sampai kulit membengkak, dehidrasi, juga kulit melepuh.
# Aging
Kulit memang pasti mengalami penuaan, karena semakin hari elastisitas dan juga kemampuan sel dalam reproduksi sel kulit yang baru berkurang setiap saatnya. Namun, penuaan dini juga bisa terjadi karena terlalu banyak terpapar bahaya sinar UV. Karena sinar UV akan merusak serat kolagen dan elastin, lalu membuat penuaan itu lebih cepat terjadi. Dengan adanya pori-pori membesar, kulit kendur. Termasuk keriput atau kerut halus.
# Fotosensitivitas
Selama ini aku menghindari sinar matahari sebenarnya bukan karena takut kulit menjadi gelap, tetapi memang karena kulitku agaknya sensitif dengan paparan sinar matahari yang berlebihan. Hingga saat ini, ketika bepergian aku cenderung menghindari tempat yang sangat panas tanpa tempat meneduh dan juga waktu yang memungkinkan matahari sedang sangat terik.
Kenapa? Terkadang aku mengalami gatal dan ruam merah hanya karena berkebun depan rumah, biasanya disusul dengan demam selama 3 hari kalau cuaca lagi kering. Itu efek bahaya sinar UV yang aku alami secara langsung hingga saat ini.
# Kanker Kulit
Nah, setelah kubaca lebih lanjut terkait bahaya sinar UV ke kulit, ternyata juga menyebabkan kanker kulit kalau berlebihan. Biasanya sel kanker terbentuk di daerah kulit yang sering terkena sinar matahari, jika semakin parah bisa merembet ke bagian lain. Jenis kanker kulit yang paling umum disebabkan paparan sinar UV berlebih ini seperti kanker karsinoma sel basal dan skuamosa.
Begitu banyak bahaya sinar UV, aku jadi ingat dulu sewaktu SMA pernah dipanggil ‘Mbak Vampir’. Bukan-bukan, bukan karena kulitku putih pucat. Tetapi karena tiap kali muncul sinar matahari, aku seringkali menghindari sinar matahari langsung dan berlari ke tempat teduh secepat yang aku bisa. Karena kulitku cenderung mengalami sunburn, lalu muncul bercak merah dan rasa gatal. Makanya, bagiku sendiri sunscreen dan lotion ber-SPF adalah item wajib bin penting.
N’PURE Cica Beat The Sun SPF 50 PA++++
SPF (sun protection factor) ini bikin kita tahu seberapa lama kulit kita tahan terpapar sinar matahari dibandingkan enggak pakai sunscreen atau lotion ber-SPF. Nah, untuk perlindungan dari bahaya sinar UV yang diberikan sunscreen dengan <SPF 50 itu sebesar 98%.
Baru-baru ini aku menghabiskan waktu di rumah saja dengan aktivitas digital dan berkebun di depan rumah. Karena banyaknya terkena radiasi sinar UV, aku harus proteksi dulu nih sebelum terjadi kerusakan kulit dengan memakai sunscreen. Beberapa pekan ini aku sedang menggunakan produk sunscreen yang baru kucoba, N’PURE Cica Beat The Sun SPF 50 PA++++. Let me tell yaaa!
✨Packaging
Waktu datang itu, dikemas super aman dengan kardus dan bubble wrap, jadi produk enggak terlukai selama perjalanan. Ukurannya 35 ml dengan tutup ulir dan tube yang mudah dibawa kemana-mana atau ditaruh di meja rias. Box-nya dan desain kemasan tube-nya itu classy punya, warna hijau yang khas produk berbahan alami alias menyatu dengan alam.
Ada penutup aluminum foil di mulut tube, jadi bisa terhindar dari bocor ketika belum digunakan. Aku paling suka dengan ujung tube-nya, aplikatornya itu bikin krimnya enggak belepotan mengotori ulir tube-nya ketika digunakan.
✨Texture
Di kulit aku yang kombinasi oily di T-zone ini bikin terlihat agak makin oily gitu. Aku rasa sunscreen ini cocok digunakan untuk wajah dengan tipe normal-dry, karena ada moisturizer yang ber-damage. Mungkin juga karena aku pakai setelah pakai krim moisturizer, jadi makin kerasa moist banget.
Teksturnya sendiri cukup ringan saat diaplikasikan ke kulit, aku suka karena enggak kerasa berat gitu. Enggak lengket! Ini dia bagian aku paling suka, karena dia enggak lengket di kulit (entah kenapa di aku ada efek glow gitu, hahaha berasa pakai 10 step skincare). Porsi lengkap banget selain melindungi kulit dari bahaya sinar UV.
✨How it works!
Sejauh ini, N’PURE Cica Sunscreen ini masih jadi produk yang bakalan aku pakai seterusnya, sih. Ketika di rumah saja dan malas melakukan 10 step skincare, biasanya setelah pakai serum aku langsung pakai sunscreen ini. Karena ada moisturizernya, kulit aku yang kombinasi oily, jadi aku merasa cukup pakai N’PURE Cica Beat The Sun SPF 50 PA++++ aja. Let me know kalau aku salah, ya.
Saat pakai, aku mencium aroma samar—hampir enggak tercium sama sekali—mirip mint gitu, tapi kurasa bukan. Karena tidak mengandung fragrance, jadi kurasa ini aroma alami dari perpaduan bahan-bahannya. Juga kulitku terbilang sensitif dengan produk baru, tapi rupanya sunscreen ini enggak mengandung alergen, jadi aman digunakan.
Selain itu ketika diaplikasikan enggak bikin kulit jadi abu-abu atau kayak pakai bedak gitu, warna krimnya putih tapi enggak menutup warna kulit asli. Cocok digunakan untuk semua warna kulit untuk melindungi dari bahaya sinar UV.
✨Ingredients
Diformulasikan dengan 100% Air Daun Cica Alami, Ekstrak Krisan, Ekstrak Chamomilla, dan Ekstrak Daun Camellia Sinensis. Dipadukan dengan Centella Asiatica Water, Chamomilla Recutita (Matricaria), Chrysanthemum Parthenium (Feverfew).
INGREDIENTS: WATER, GLYCERIN, DIBUTYL ADIPATE, BUTYLOCTYL SALICYLATE, DIETHYLAMINO HYDROXYBENZOYL HEXYL BENZOATE, BIS-ETHYLHEXYLOXYPHENOL METHOXYPHENYL TRIAZINE, BUTYLENE GLYCOL, ETHYLHEXYL TRIAZONE, PENTYLENE GLYCOL, ISOAMYL P-METHOXYCINNAMATE, POLYSILICONE-15, CENTELLA ASIATICA LEAF WATER, INULIN LAURYL CARBAMATE.
CHRYSANTHEMUM PARTHENIUM (FEVERFEW) EXTRACT, CHAMOMILLA RECUTITA (MATRICARIA) EXTRACT, SODIUM ACRYLATE/SODIUM ACRYLOYLDIMETHYL TAURATE COPOLYMER, ACRYLATES/C10-30 ALKYL ACRYLATE CROSSPOLYMER, TROMETHAMINE, ISOHEXADECANE, GLYCERYL CAPRYLATE, CAPRYLYL GLYCOL, POLYSORBATE 80, CAMELLIA SINENSIS LEAF EXTRACT, SORBITAN OLEATE.
Alright, aku memakainya selama 3 pekan ini dan kurasa akan kugunakan seterusnya. Bijak menggunakan produk perawatan juga termasuk menjaga alam. Oh iya, by the way si N’PURE Cica Beat The Sun SPF 50 PA++++ ini adalah produk brand lokal yang bagus punya dari banyak sisi (termasuk packaging yang classy berasa produk internasional).
Selain sudah terdaftar di BPOM, juga sudah ada label halal, dermatology tested. Kurasa akan aman digunakan dalam jangka panjang apabila digunakan dengan bijak. Namun, untuk aktivitas yang dilakukan di dalam rumah, aku pikir kamu bisa menggunakan sunscreen dengan SPF yang lebih rendah.
N’PURE Cica Beat The Sun SPF 50 PA++++ also Paraben Free, SLS Free, Mineral Oil-Free, Alcohol-Free, Silicone-Free, EU Allergen-Free, Minimal Ingredients, Fragrance Free, Bumil Busui Friendly
N’PURE Cica Beat The Sun Sunscreen SPF 50 PA++++
Harga normal: ±Rp150.000,00- per kemasan 35 ml
Bisa dibeli di e-commerce atau offline store beauty product. Pastikan juga untuk mengecek kemasan dan tanggal kadaluwarsa sebelum membeli. Lalu, periksa juga apakah terdapat bahan-bahan tertentu dalam produk ini yang bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit kamu. Lindungi kulit kamu dari bahaya sinar UV sekarang!! ♡
Baca juga: