Jujur saja, bagiku kuliah online dari rumah begini bikin aku harus putar otak agar nggak bosan di rumah. Nggak hanya itu, karena aku kuliah di jurusan manajemen yang notabene sekarang lagi ngerjain tugas akhir, jadi harus banyak asupan referensi, baik dari jurnal, artikel, dan juga tren terbaru di bidang ekonomi, bisnis, termasuk keberadaan fintech.
Makanya aku berharap banget ada media pembelajaran yang ‘klik’ banget sama cara belajar aku yang serius, tapi santai. Bagiku belajar dari media apa saja adalah cara untuk memahami materi kuliah dan pengaplikasiannya.
Hobi Dengar Podcast, Gimana Kalau Kuliah di Podcast?
Dasarnya aku ini harus dengar suara dosen, alias tim perlu dijelaskan dulu untuk beberapa materi, kadang jam daring itu kurang banget kualitasnya dibandingkan kuliah offline. So, harus putar otak lagi supaya aku tetap paham sama tren ekonomi, aku juga paham sama materi, tapi nggak bikin aku stres di rumah terus dengan obrolan berat yang memberatkan.
Beberapa waktu lalu, aku sempat kenalan sama The Spectrum Talks, jujur banget bahwa pertama kali lihat daftar deskripsi episode-episode podcast di sini buat aku berpikir … hei, ini aku harus kuliah serius di podcast juga? Seriously, aku buka podcast buat menghibur diri.
Namun, akhirnya aku buka juga karena salah satu topik yang sedang cukup debatable dan tren. Podcast pertama dan akhirnya menjadi episode paling favorit yang membuatku follow The Spectrum Talks adalah episode bareng Rudianto Thong, Chief Innovation Officer of DOKU, yang bahas fintech dan kunci sukses inovasi produk.
Kuliah Berbobot Favorit, Ngobrolin Fintech dengan Menarik
Cerita sedikit soal episode favorit aku ini, dibuka dengan obrolan menarik tentang kebiasaan Rudianto Thong yang suka mengawali pagi dengan baca artikel, jalan kaki ke kantor, dan obrolan sederhana itu mengubah first impression aku. Dan karena cara ngobrolnya benar-benar membuatku terasa duduk ngobrol santai sama teman di kafe.
Di episode kali ini, bahas fintech yang sedang tren, meski begitu banyak yang masih salah paham sama pengertian fintech ini dan sering hanya dikaitkan sama pinjaman online. Padahal fintech ini punya banyak kategori, termasuk uang elektronik.
Yuk, Kenalan dengan DOKU dan Ngobrolin Fintech
Sudah banyak perusahaan yang jadi pionir di bidang financial technology (fintech), salah satunya DOKU yang berdiri sejak 2007 dengan konsep awal payment getway. Lalu, di tahun 2013 payment channel mulai dirilis di DOKU, jadi tiap merchant nggak perlu ngurus ribet ke bank lagi dan bisa pakai payment channel awal. Sekarang sudah ada 53 payment channel.
Kemudian memfokuskan development segmen ke brand/komunitas yang sudah ada. Termasuk syariah market yang semakin banyak peminatnya dan sedang naik daun, masih banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti payment channel di virtual account bank syariah.
Pengguna transaksi noncash ini lebih cenderung pakai e-money karena ada insentif seperti cashback, dan lebih percaya atau merasa aman transaksi dengan cash, transaksi berbasiskan transfer melalui virtual account, OTO offline, membayar ke kasir langsung. Ini cenderung diakibatkan karena security concern pelanggan.
Ekosistem fintech ini sebenarnya sudah didukung dengan regulator yang menerbitkan financial lisense, dsb. Edukasi pemahaman masyarakat tentang fintech ini yang perlu banget untuk ditingkatkan bahwa ada enkripsi bahwa setiap pembayaran itu di-secure dengan PCDSS (standar secure payment). Karena PCDSS itu nggak bisa memastikan pemilik adalah pengguna maka, security system DOKU sedang dicoba dengan fitur tokenization yang memanfaatkan dompet elektroniknya DOKU.
Bagaimana Menjadi Project Manager Menurut Rudianto Thong?
Project manager sendiri dalam development process bertugas memastikan proyek berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang harus dilakukan (berkaitan dengan scope of work, time delivery, cost atau main of powers). Meskipun, long term planning ini sekarang berubah jadi nggak relevan karena berganti tren dengan pressing periode perencanaan.
“Segala sesuatu di dunia ini nggak ada yang pasti selain perubahan.”
Jadi, project manager ini sesuai dengan manifestonya harus bisa beradaptasi dengan perubahan. Nggak peduli background seorang project developer itu melulu tentang teknologinya, ada beberapa faktor yang perlu dimiliki sejak awal. Kalau di produk teknologi, sebenarnya cukup dengan pengetahuan tentang SDLC (Software Development Life Cicle).
Namun, menurut Rudianto Thong ini, yang lebih krusial adalah komunikasi dan relationship. Dimana project manager ini harus menjadi jalan komunikasi dari user, engineer, dan desainer. Di mana komunikasi kepada user lebih menjunjung bisnis approach atau managing client expectation, kemudian kepada engineer berbasis komunikasi informasi logika, dan kepada desainer lebih membutuhkan feel atau rasa.
Maka itu, wajib bangun komunikasi dan yang penting lagi adalah relasi. Jadi, membangun kedekatan sebelum meminta kebutuhan itu lebih baik. Bisa jadi, sebelum diminta bantuan, sudah ditawarkan bantuan. Dan project manajer itu juga membutuhkan rasa selalu aware dengan sekitar, isu sekecil apapun bisa dijadikan trigger stressing out. Harus bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar.
“Di balik kesulitan, ada kesempatan.”
Prioritaskan yang Mana kalau Project Manager Harus Memilih?
Pastikan dulu untuk mengklasifikasikan apa yang tergolong must to have, nice to have, dan not to have. Kemudian ambil prioritas dengan effort terkecil yang memiliki dampak paling besar. Dimana ibaratnya kita cari MVP itu hal minimum apa yang bisa dikembangkan dengan hasil paling maksimal.
Kemudian perlu dipastikan juga bahwa tim internal itu penting, potensial problem yang dihadapi? Misalnya dengan deadline ketat, membangun hubungan antar tim agar tetap ke jalan yang sama dengan timnya. Tim member ini harus punya visi yang sama dan melihat mimpi yang sama.
Hal ini dilakukan dengan psikologikal, dan memberikan motivasi tentang apa saja yang didapatkan kalau tim ini meraih keberhasilan. Maka itu komunikasi itu penting dikembangkan dan sangat krusial.
“Product Manager is the one who think like engineer, have a feeling like a designer, and talking like a birocrat.”
Well, itu tadi sedikit cuplikan obrolan tentang episode favorit aku di The Spectrum Talks, pastikan kamu buat dengerin terutama untuk yang tertarik dengan bidang bisnis. Meski, sebenarnya ada beberapa episode menarik dan worth banget buat didengarkan. Topik menarik yang bisa berat dibahas ini jadi punya vibes ngobrol bareng teman yang ringan penuh manfaat.
Beberapa topik lainnya seperti episode bareng Diajeng Lestari, Founder & CEO HIJUP, yang sedang membahas bagaimana hidup sebagai pengusaha perempuan, membangun komunitas, dan belajar tentang mengenal merk. Atau episode bareng Adithya Mulya, Merry Riana, juga Rudianto Thong.
Nah, podcast berniche bisnis ini, The Spectrum Talks, diinisiasi sama Suitmedia. Di mana Suitmedia adalah digital agency Indonesia yang spesialisasinya di bidang web & mobile application development, serta integrated digital marketing. Digital agency yang kantor pusatnya ada di Jakarta ini, berdiri tahun 2009. Beberapa kantor cabangnya ada di Bandung, Yogyakarta, dan Singapura.
Suitmedia sudah bekerja sama dengan ratusan klien, terutama dari perusahaan besar dan berfokus pada transformasi digital di setiap lini bisnis, antara lain Bursa Efek Indonesia, Bank BCA, Sharp Electronics, Astra Group, Danone Group, Wings Group, dsb. Suitmedia juga membantu mengembangkan startup teknologi seperti Bukalapak, HIJUP, Kitabisa, Nebengers, dan Panti.id.
Kalau kamu penasaran sama podcastnya atau memang suka dengan dunia ekonomi, bisnis, fintech, tapi nggak mau membahasnya dengan kaku. Kebayang, kan, obrolannya sudah berat, kalau diobrolin dengan cara serius lagi … udah kayak baca buku teks. So, yuk belajar bareng dengan menyenangkan. Follow juga media sosial @spectrum.talks dan @suitmedia supaya kita sama-sama tahu update podcast dan info terbaru.
Baca juga:
9 Komentar. Leave new
Plusnya era digital tuh ilmu dan pengetahuan mudah diakses ya jadi praktis apalagi di tengah pandemi kayak gini. Nice info.
Jadi kepo juga deh sama podcast di ig cus deh kepo juga deh sip
cukup berat bahasannya kalau soal fintech, tapi kalau doku aku sudah sejal lama tau dan malah punya akunnya.
wah menarik bisa menambah ilmu dan pengetahuan juga nih daripada liat yang gak penting ya
Wah menarik banget ini bahas topik berbobot di podcast. Jadi penasaran dong aku langsung nge search juga ahaha
Podcast jadi platform favorit juga sekarang. Selain melalui tulisan dan video, belajar secara audio juga dirasa lebih praktis mungkin ya. Tinggal modal headset sama nyatet aja kalo rajin. Nggak mesti mantengin video depan layar..
Udah lama nggak dengar podcast. Belum pernah nih dengar yang niche bisnis. Pastinya menarik ya apalagi kalau kita mau terjun ke dunia bisnis dan digital.
Jujur, aku belum pernah lho dengerin podcast. Kyk dengerin radio fm gitu ga sih? Aku tipe audiovisual jadi belajar harus liat org yg ngomong biar ngerti
Belajar fintech sepertinya bakalan menyenangkan dengan podcast ya mbak, bisa disambi ngetik atau mengerjakan pekerjaan lain soalnya. Aku sendiri memfavoritkan Merry Riana
Bisa nih kalau pas senggang dengerin spectrum talks juga, thanks ulasannya