Hai, aku kembali menyapa kali ini ingin berbagi ceritaku merawat jiwa dengan Mindtera, sebuah aplikasi edukasi digital pengembangan diri melalui multiple intellegence pertama di Indonesia. Sebuah aplikasi yang membantuku merawat jiwa, ketika aku berada di fase quarter life crisis dan tengah berjuang bertahan melewati mental illness–juga stigmanya.
Quarter life crisis sendiri adalah ketika kita merasa bahwa hidup ini hanya jalan di tempat, gelisah akan masa depan, takut menjadi minoritas, kesepian, kebingungan yang lebih jelas pada identitas diri, atau bahkan mungkin terjebak dalam kecemasan berlebihan.
QLC biasa dialami seseorang yang menginjak usia 20 hingga 30-an, disebabkan oleh berbagai tekanan untuk menjadi manusia dewasa. Berdasarkan survey yang dilakukan Linkedin tahun 2017, sebanyak 75% dari responden penelitian berusia 25–33 tahun di dunia mengaku pernah mengalami fase Quarter Life Crisis dengan usia rata-rata 27 tahun.
Padahal, seharusnya enggak apa-apa tidak segera menjadi dewasa yang sempurna. Karena menjadi jiwa yang bahagia dalam tiap prosesnya adalah pencapaian manusia dewasa yang luar biasa.
“The greatest illusion is that life should be perfect.”
—The Boy, the Mole, the Fox and the Horse by Charlie Mackesy
Penyebab dominan dari Quarter Life Crisis adalah tuntutan dari keluarga tentang masa depan, terutama di bidang finansial dan akademik. Terkadang, tanpa sadar orangtua juga beranggapan bahwa anak adalah penyambung impiannya, sehingga anak dikendalikan seperti marionet agar sesuai harapan mereka.
Tidak hanya itu, kamu juga akan mulai bertanya-tanya tentang alasan kenapa dilahirkan di dunia ini, apa harus terus menapaki karir atau menikmati dunia selagi bisa, berpikir bahwa kamu belum melakukan hal-hal terbaik dalam hidup, dan sebagainya. Karena fase ini adalah tahap ketika diri mulai bereksplorasi lebih mendalam lagi.
Terdengar mengerikan, tetapi, QLC ini adalah sebuah pegas untuk membantu melompat lebih tinggi. Meski begitu, terkadang fase ini bisa membuat burn out terlebih ketika kondisi kejiwaan sedang tidak dalam kondisi optimal untuk menyerap semua tekanan itu atau ketika kita tidak bertindak dan berpikir secara sadar.
Maka itu, perlu bagi kita untuk tetap bertahan secara sadar akan segala potensi dan keistimewaan diri sendiri. Karena siapa lagi yang akan merawat kebahagiaan diri jika bukan kamu sendiri?
Self Awareness untuk Keseimbangan Kehidupan Mindfulness
Dalam mengatasi tahap Quarter Life Crisis agar tidak membuatmu terjebak, maka harus terus melatih kesadaran diri. Aku sendiri menghabiskan waktu yang lama untuk tetap bertahan dalam fase ini, ketika aku semakin sadar bahwa aku yang sekarang akan terus tertinggal jika tidak melakukan apa pun. Semakin sering pikiran itu bersarang, aku jadi kehilangan diriku sendiri dan menciptakan persona sempurna yang hanya tempurungnya saja.
Padahal, di dalamnya aku sangat tidak baik-baik saja, tetapi persona manusia dewasa yang sempurna itu menghentikan kesadaranku dan terjebak dalam zona nyaman.
“Bagaimana kamu hendak mengalami perubahan hidup, jika apa yang terjadi dalam hidupmu saja tidak kamu ketahui?”
—Smart Emotion, 2006: 182
Pengembangan diri selalu harus diawali dengan kesadaran penuh tentang diri sendiri. Tanpa kesadaran diri, setiap hal yang terjadi hanya akan berlalu tanpa makna, aktivitas berulang yang hampa, hal menyenangkan yang tak membahagiakan.
Dalam pengembangan self awareness, penggambaran diri terbagi menjadi: tubuh, pikiran, jiwa, dan spirit. Keempat dimensi itu terasa berbeda tetapi satu, meski tidak menjadi satu.
Pemahaman ini ini serupa dengan pendapat Aristoteles yang menganalogikan ‘diri sendiri’ sebagai pisau, jika pisau adalah jiwa maka memotong adalah bagian dari jiwa itu. Dan keempat dimensi ini mendorong adanya kebutuhan dasar manusia untuk hidup, berkasih sayang, bernilai, dan belajar (The 8th Habit 2005: 35).
Multiple Intellegence dan Mindtera
Keempat dimensi dalam diri manusia seharusnya menjadi dasar pemikiran, bahwa sosok ‘aku’ dalam diri bukan hanya melulu tentang kecerdasan monolitik saja (IQ), tetapi juga ada dimensi kecerdasan emosional (EI), dan bahkan kecerdasan spiritual pun berpengaruh.
Sehingga setiap kecerdasan membentuk sifat, pemikiran, dan sikap yang membuat kita menjadi manusiawi. Bauran kecerdasan itulah yang dinamakan multiple intellegence atau kecerdasan majemuk. Sama seperti IQ yang bisa dilatih, kecerdasan lainnya juga bisa berkembang apabila dilatih dengan memberikan dukungan dan stimulasi yang optimal.
Seseorang dengan kemampuan multiple intellegence yang terlatih akan membantu dalam pengembangan potensi terbaiknya dan lebih memungkinkan untuk survive dalam kehidupan di berbagai fase, termasuk fase Quarter Life Crisis, juga ketika manajemen stress.
Untuk itu, aku cukup penasaran dengan adanya sesi edukasi dari Mindtera yang memberikan ruang untuk kita menjadi lebih berkembang secara seimbang dan menjadi manusia dewasa dengan jiwa yang utuh.
Mindtera, Aplikasi Edutech Pengembangan Diri melalui Multiple Intellegence Pertama di Indonesia
Beberapa waktu belakangan aku menjadi pengguna Mindtera aplikasi, edutech pengembangan diri melalui multiple intellegence pertama di Indonesia. Mindtera didirikan oleh Bayu Bhaskoro dan Tita Ardiati di tahun 2021, dan sudah bisa didunduh di android dan juga iOS.
Aku enggak tahu, apakah ini adalah filosofi mengapa Mindtera memilih warna ungu sebagai warna dominan di aplikasi. Tapi, warna ungu adalah warna yang melambangkan kekuasaan dan kekayaan secara psikologis. Warna ungu juga melambangkan spiritualitas, kebijaksanaan, dan merupakan warna kesukaan raja atau kaisar karena punya aura kemegahan.
Hadirnya Mindtera selama beberapa waktu ini di kesehariaku, cukup melegakan bagiku yang sebelumnya lebih banyak tidur meringkuk di kamarku sebagai benteng dari kehidupan yang sangat menekanku. Bahkan aku pernah hanya tidur seharian penuh sekama beberapa hari, ketika siang hari aku berharap matahari segera terbenam, lalu saat malam aku berharap waktu lebih panjang. Sebagai jiwa dengan mental illness, aku sedang menjalani terapi untuk bertahan.
Aku pikir, dunia akan terus berjalan bahkan ketika aku kelelahan dan memaksaku terus berjalan. Tapi, berkat Mindtera aku secara sadar melalui jalan ‘pelarian’ yang menyembuhkan.
“Stress is inevitable, but you can take control!”
Kelas Manajemen Stress Mindtera, Sesi Mendamaikan
Mindtera mempunyai program berjenjang tidak lebih dari 5 menit sehari yang dibawakan oleh fasilitator profesional berpengalaman. Karena #SemuaBisaDikelola dan Mindtera membantu Kelola Hidup Lebih Baik, dalam kesempatan mengikuti sesi gratis bersama Mindtera aku menjadi jiwa yang mendapat arahan lagi.
Untuk menemukan bagian mana yang berantakan saat ini dalam jiwaku, lalu merawatnya dengan mengelola penyebab stress. Dalam kelas ‘Mengelola Stress’ bersama Coach Divi diberikan beberapa pertanyaan.
Berdasarkan jawabanku dalam pertanyaan-pertanyaan itu, skor akhir milikku adalah 90%. Di mana menurut penjelasan seperti pada gambar berikut.
Angka 90% itu termasuk dalam kategori burnout, yang mana adalah kondisi stress harus diatasi secara signifikan berdasarkan konsultasi pada ahlinya. Karena kondisi itu dapat mengganggu aktivitas harian dan bisa berbahaya bagi produktifitas.
Seperti mengalami gangguan tidur yang parah, bingung dengan tujuan hidup, tidak bisa berinteraksi secara sehat, merasa bosan pada hal-hal yang sebelumnya disukai, malas bergerak, sulit konsentrasi, sensitif, dan lain sebagainya.
# Mind Mapping bersama Mindtera
Dalam sesi kelas yang sama, Coach Divi menjelaskan bahwa burn out adalah kondisi di mana stress terus menumpuk dan berulang tanpa mengelolanya. Sebelum melalukan manajemen stress, tentu harus menganalisa terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab stress itu muncul.
Kali ini, aku turut memetakan tiga penyebab stress sesuai dengan instruksi Coach Divi pada saat itu. Apabila penyebab itu sudah diketahui, maka dapat melakukan pengelolaan stress dengan lebih mudah.
Stress sendiri bisa muncul karena:
Unspoken feeling, yaitu kondisi ketika perasaan terus terpendam dalam diri. Kemudian meluap menjadi perasaan negatif yaitu stress.
Multitask, manusia itu tidak diciptakan untuk multitasking. Karena tidak baik untuk psikis dan fisik yang cenderung dipaksa memecah fokus di waktu yang bersamaan.
Bosan, manusia itu adalah makhluk yang membutuhkan stimulan, misalnya menemukan hal baru agar tidak menjalankan hidup keseharian yang monoton.
No being heard, alias tidak didengarkan ketika berusaha menyampaikan, bahkan mungkin mendapat cibiran. Padahal, ketika kita bercerita tentunya bermaksud agar ada yang mendengarkan. Cukup sampai itu.
Lack of personal growth, yaitu ketika merasa hidup hanya berjalan di tempat yang sama dan tidak berkembang.
Failure, perasaan tidak mampu melakukan sesuatu ketika gagal.
Lack of private space, manusia memang makhluk sosial, tetapi manusia juga makhluk personal yang cenderung merasa terganggu ketika ada orang lain masuk ke ranah ruang privasi kita. Meskipun dengan keluarga, terkadang kita pasti ingin punya waktu dengan diri sendiri.
Attachment, pikiran yang terus melekat pada satu hal secara kuat, padahal sedang mengerjakan hal lainnya.
Tight deadline, ketika dikejar atau diburu oleh tenggat waktu pekerjaan.
Ketika pekerjaan atau hal yang membuat kita produktif justru menjadi pemicu stress, Couch Divi menyarankan untuk kembali merenungi motivasi kerja. Motivasi ini dapat berasal dari dalam (instriksik) dan luar diri (ekstrinsik).
Orang-orang dengan tipe instrinsik cenderung bahagia dengan renjana yang menjadi pekerjaannya. Sedangkan orang-orang dengan tipe ekstrinsik adalah orang yang cenderung memisahkan profesionalisme pekerjaan dan hobinya, di mana ia beranggapan bahwa hobinya tidak melulu harus menghasilkan uang.
# Mindfulness dan Mindtera
Setiap diri kita itu memiliki kapasitas yang cukup untuk menjadi mindfulness. Mindfulness sendiri adalah ketika secara sadar dalam melakukan satu hal, merasakan emosi di setiap prosesnya, dan menerima segala waktunya.
Menjalankan minfulness memang tampak mudah, tapi ketika benar-benar dipraktikkan rasanya butuh usaha yang cukup keras.
Sesuai dengan instruksi Coach Divi, mindfulness ini bisa menjadi perangkat dari self-awareness dengan melakukan tiga tahap yaitu mulai menilai kembali apa yang harus kita prioritaskan pada saat itu, menentukan strategi untuk menjalankan prioritas tersebut, kemudian berkomitmen untuk terus menjalankannya.
Jika kita merasa sedikit kehilangan fokus, maka bisa menggunakan latihan jeda atau berhenti sejenak dan melegakan tubuh dengan ice breaking atau melakukan kegiatan journaling. Karena untuk berlari lebih cepat, kita butuh waktu jeda sejenak. Biasanya aku menyusun puzzle ketika ingin beristirahat dari pekerjaan, hahaha aku sampai mengoleksi beberapa set puzzle.
# Tips Meningkatkan Produktivas ala Mindtera
“Produktif itu tidak hanya sesuatu yang menghasilkan uang.”
Itu adalah hal yang membuatku tersadar, bahwa selama ini pikiranku tentang produktif sedikit mulai melenceng. Kelas bersama Mindtera ini menyadarkan aku untuk kembali memberikan acuan diri agar kembali produktif, hal-hal sederhana seperti aku bisa tidur nyenyak 8 jam, atau menulis artikel blog yang bukan iklan, selesai membaca novel, atau menyelesaikan 16 episode drama lalu menulis reviewnya.
Beberapa waktu belakangan, aku suka menggunakan pomodoro timer untuk membantu aku belajar atau membaca buku. Membuat to-do list juga hal yang bagus untuk dicoba, meski aku belum berkomitmen untuk melakukannya secara rutin.
Mungkin hal yang membuatku burn out adalah karena aku mengerjakan hal-hal yang menurutku produktif tanpa mengetahui apa sebenarnya yang aku inginkan alias tujuan apa yang ingin aku capai dari semua pekerjaan ini.
Aku juga mulai merenungi, apakah aku bahagia dengan apa yang kujalani sekarang? Jika bahagia adalah kemewahan, setidaknya apakah aku menyukainya dan nyaman?
Merawat Jiwa dan Berbahagia #SemuaBisaDikelola bersama Mindtera
Aku mengikuti beberapa kelas di Mindtera aplikasi, termasuk juga latihan fokus, self-mastery, dan latihan napas yang membantu aku merawat ketenangan jiwa harian. Ada beberapa kategori yang bisa dipilih berdasarkan kebutuhan.
Mindtera membantu aku untuk merawat jiwa, bukan karena aku merasa sudah sempurna tetapi karena aku ingin menjadi manusia yang merasa lebih baik setiap harinya. Aku belajar banyak hal dan mengelola emosi berlebih yang makin hari semakin menggerogoti kesehatan jiwa.
Beberapa kelas yang aku ikuti yaitu Seni Berbicara Tanpa Persiapan yang difasilitatori Coach Ryu Deka, begitu pun dengan kelas Menulis di Sini Kini, Berproses melalui Duka, Berkelana bersama Duka, dan beberapa kelas lain.
Hahaha, izinkan aku berbagi cerita sekarang meski tidak utuh, karena sepertinya selama ini aku adalah pendengar yang baik bagi orang lain. Aku ingin menjadi pencerita yang baik jika memungkinkan. Juga mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan sosok aku pada diriku.
“Jika kamu memiliki kemampuan untuk mencintai, cintai dirimu terlebih dahulu.” — Charles Bukowski
Untuk kamu yang ingin mencoba merawat jiwa dengan Mindtera, melalui berbagai programnya untuk memberi jeda sejenak dari kerumitan hidup, bisa langsung mengunduh aplikasinya melalui:
Link Download Appstore:
https:bit.ly/Mindtera1iosC
Link Download Playstore:
Ingat juga untuk mengikuti media sosial Mindtera, dapatkan berbagai informasi seputar pengembangan diri untuk belajar kecerdasan emosi, sosial, fisik, dan pengembangan diri seputar keluarga, cinta, dan kerja:
Website: www.mindtera.com
Instagram: @mindtera.id
Twitter: @MindteraID
Facebook: Mindtera
Sumber:
Sesi Kelas Mengelola Stress bersama Coach Divi dan Mindtera
Mindtera.com
UGM.ac.id
rsjmenur.jatimprov.go.id
The 8th habit by Stephen R. Covey
28 Komentar. Leave new
Tulisannya lengkap banget Mbak, makasih banyak informasinya. Seru baca tulisannya
Terima kasih sudah mampir, Kak. Semoga bermanfaat dan membantu ya
Karaaaa-ah
Lama gak baca tulisan kamu. Aku suka sama tulisan ini, karena enak dibaca dan rasanya seperti ikut healing. 보고 싶어
Eonniiiii
Terima kasih banyak sudah mampir lagi ke blog aku dan baca tulisanku ini, ya. Semoga membantu apa pun itu
Kangen juga, dari Malang
Kok kerennn bangeettt ini Mindtera
Pas kebeneran ada hari kesehatan mental 10 okt lalu ya
ciamiik!
Yap, 10 Oktober adalah hari kesehatan mental. Bisa dicoba Kak untuk unduh aplikasinya. Selamat menikmati jeda
wkt masih ngantor, di tempatku ada psikolognya. sempat terpikir gmn org2 yg gak ngerti soal mental gini ya. pasti rentan stres, bahkan depresi. untunglah skrg ada mindtera, jd gak harus dtg ke psikolog/psikiater lgsg, bs mengenali diri dan mengelola emosi lwt gawai
Wah, keberadaan seorang mental care di kantor tuh kadang enggak dianggap ada. Dulu pernah temenku yang seorang psikolog di kantoran gitu, bilang gitu. Karena enggak banyak yang paham soal kesehatan mental, dan malah dikira pesulap yang bisa baca pikirn orang. Wkwk
Wah ternyata aplikasi Mindtera ini bener-bener keren ya. Dia bantu banget buat nata EQ. Aku setuju soal kecerdasan majemuk itu, karena IQ pun harus diimbangi sama EQ. Ini tulisannya daging~
Thank you Kaaakk sudah mampir.
Betul, disamping IQ ada EQ dan SQ yang harus berdampingan secara seimbang, supaya bisa menjalani kehidupan dengan seimbang juga.
Kesehatan jiwa memang harus bener-bener dieprhatikan, apalagi di kondisi seperti ini yang berpotensi memicu munculnya stres. Untuk mengatasinya, sepertinya saya termasuk ke tipe intrinsik
Untuk tipe instrinsik memang cenderung mudah stress karena bisa dibilang kayak ‘kalau bosen mau lari ke mana? Orang hobinya itu kerjaan’
Tapi, tentu stress harus dikelola biar tetap berjalan di jalan yang tepat emosinya
Wahh bener banget tuh, sering banget stres dalam segala hal dan ini harus dimanajemen dengan baik. Kalau kelewatan bisa bahaya banget, apalagi banyak hal yang harus kita kerjakan dalam beberapa waktu kedepan..
Benar banget kak, semenjak memasuki usia 20an banyak sekali beban pikiran yang bertambah. walaupun belum sampe tingkat stress, tapi yah lumayan bikin capek pikiran. Sepertinya jiwaku emang butuh perawatan, terima kasih infonya hehe..
bagus bgt ini ada aplikasi seperti ini yg punya lokal. soalnya dari dulu pengen punya aplikasi journal utk mental health di gadget tapi pada berbayar, terutama utk di appstore. ini berbayar apa tidaak ya kak
Keren mb, ulasannya lengkap. Aku juga sudah coba mindtera. Paling suka program self mastery. Bagus buat pengembangan diri. Beruntung ada aplikasi seperti mindtera ini
Bisa buat self healing…
Aku juga sdh donlod mindtera. Lumayan lah untuk meredakan stress. Kelasnya banyak n ngga butuh lama utk pelajari.
Belum pernah coba deh aplikasi ini kayak seru banget ya kak
menarik juga ya, betul banget sih quarter life crisis itu bukan hal yang sepele butuh support orang sekitar buat bangkit
Nah ini penting ya. Skincare udah, bodycare udah, tapi jangan lupa merawat jiwa. Bener deh jaman now kayak semua serba cepet dan penuh tekanan. Jadi untungnya ada Mindtera ya…bisa ngebantu kita menghadapi keseharian
Bisa langsung unduh nih. Bermanfaat banget kak. Soalnya aku gampang banget stres.
Quarter Life Crisis kyknya aku alami kisaran umur 25-26 deh.. udah lewat beberapa thn nih.. emg butuh bgt sarana utk mewaraskan jiwa.. mindtera bisa jadi solusi yg tepat kyknya nih
Keren ih Mindtera ini, inovatif dan beda sama aplikasi penyedia kelas-kelas lainnya. Punya pembeda dan nilai plus sendiri.
Self healing penting bgt sebagai salah satu bentuk rasa cinta dan terimakasih pada diri sendiri yah
Aku tertarik banget dengan kelas mengelola stres, kayanya aku butuh agar bisa mengontrol stresku
aku baca tulisannya aplikasi ini berguna bgt nih, aku jg kayanya butuh pengelolaan stress dan selama ini gak tau harus ngapain paling ngerti cuma metime yang menyenangkan diri sendiri
tapi tetep sih masalah gak kelar.
hihi
aku coba ah download semoga bisa membantu aku , karena bener deh pereempuan jg lebih rentan terhadap stress
Ini aplikasinya gratis ya kak? Perlu banget sih emang aplikasi tentang menjaga kesehatan mental kayak ginii..
Banyak banget yang aku dapat dari artikel ini, lengkap banget kak isinya. Aku jadi lebih paham gimana caranya mengendalikan stress. Kayaknya mesti download mindtera ini deh biar bisa ikut kelas-kelasnya yang bermanfaat. Oh iya, aku juga lagi nyoba buat pake pomodoro nih buat kerja sekarang, lebih kerasa lah jadi tetap fokus dan produktif tapi juga bisa “nafas”