Finairakara.com – Perencanaan keuangan keluarga ini bukan semata untuk mendadak kaya. Lebih dari itu, kita akan belajar mengenali bagaimana sepasang suami istri untuk berkolaborasi demi kehidupan finansial yang lebih baik. Untuk melakukan financial planning atau mengatur arus keuangan dan utang. Mengetahui cara menabung dan alokasi dana darurat, bahkan juga merencanakan hari tua.
Biar ketika akhir bulan enggak engap-engapan bertahan demi sesuap nasi. Supaya pas awal bulan gaji enggak berasa cuma lewat. Dan enggak lagi terulang di posisi krisis keuangan keluarga: token listrik udah bunyi, tagihan KPR belum bayar, iuran Wi-Fi, gas habis, popok bayi habis, tapi invoice belum cair juga.
Uang Penting, Tapi Bukan Segalanya
Mengelola keuangan juga bukan berarti kita pelit sama diri sendiri, hitung-hitungan buat sedekah. Enggak. Tetapi karena kita hidup itu bukan hanya untuk hari ini, ada keperluan esok hari.
Paling sederhana menurutku, financial planning itu adalah banyakin pemasukan, batasi pengeluaran. Sayangnya, seringkali pengeluaran kita enggak terkendali, karena ada keinginan yang sok kita anggap sebagai kebutuhan. Karena ketika bicara soal financial planning, enggak lepas dari manajemen gaya hidup. Makanya perlu namanya perencanaan keuangan atau budgeting.
Dalam Islam, perencanaan keuangan keluarga ini menjadi penting. Kenapa? Kan kita wajib hukumnya membayar zakat. Nah, besaran dari hak orang lain dalam harta kita itu bisa dihitung ketika kita tahu berapa besarnya ‘harta’ keluarga kita.
“Kata siapa uang gak dibawa mati. Caranya jangan dibawa sendiri. Sedekah.”
Tips Perencanaan Keuangan Keluarga Muslim
Sebelum aku membahas soal tips perencanaan finansial keluarga, coba berkomunikasi dengan pasangan tentang sistem pengelolaannya. Meskipun beberapa pasangan cenderung menganggap bicara soal keuangan ini lebih tabu daripada bicara soal sex. Namun, penting untuk membicarakannya karena perencanaan keuangan keluarga kalau awut-awutan bisa menjadi pemicu konflik rumah tangga.
Sistem mengatur uang dalam perencanaan keuangan keluarga dalam rumah tangga ini ada 4 jenis, yaitu:
Sistem Gabungan: apabila suami-istri bekerja, artinya ada penghasilan ganda. Komunikasikan apakah penghasilan ini digabung menjadi satu rekening untuk dipakai dengan persetujuan bersama atau bagaimana.
Sistem Bundahara: sistem ini menggunakan 100% gaji suami untuk seluruh kebutuhan rumah tangga. Apabila istri bekerja, maka uang istri tetap milik istri.
Sistem Tau Beres: di mana suami bertanggung jawab dalam mencari nafkah dan menyediakan seluruh kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan istri. Jumlah pasti pengeluaran hanya suami yang tahu, istri tahunya semua kebutuhan tersedia.
Sistem Bagi Tugas: hampir mirip dengan sistem gabungan, hanya saja sistem ini membagi jenis kebutuhannya. Misalnya gaji suami untuk bayar listrik, cicilan, dan sekolah anak. Kemudian gaji istri untuk belanja harian dan investasi.
Financial Planning: Buat Anggaran dan Tentukan Tujuan Keuangan
“Membuat anggaran rumah tangga itu mudah, yang sulit adalah disiplin dan konsisten melaksanakan anggaran yang menjadi kesepakatan bersama.”
Prinsip membuat anggaran itu adalah memastikan kita menggunakan pemasukan ke pos-pos yang prioritas sesuai tujuan keuangan keluarga. Perencanaan keuangan keluarga juga tidak selalu stagnan harus sesuai anggaran, tetapi bisa melakukan implementasi dan monitoring sesuai kebutuhan berjalan. Misalnya tiba-tiba ada perubahan harga bahan pokok, gadget yang mendadak butuh service, dan lain-lain.
Tujuan keuangan ini misalnya ingin pensiun dini, pergi haji ONH Plus, punya rumah sendiri enggak apa-apa mewah yang penting enggak riba, upgrade gadget, dana pendidikan anak, dan sebagainya. Untuk memenuhi tujuan itu, kita perlu menetapkan rancangan anggaran untuk alokasi pemasukan.
Alokasi perencanaan keuangan keluarga ini ada beberapa metode, bisa memilih yang paling sesuai dan nyaman:
Metode 50-30-10-10. 50% pemasukan untuk kebutuhan pokok. 30% untuk tabungan. 10% untuk kebutuhan zakat dan sedekah. 10% untuk jajan, kalau enggak dipakai bisa dimasukan di pos tabungan.
Metode 75-15-10. 75% untuk kebutuhan pokok yang ada cicilan, sebesar 35%. 15% untuk kebutuhan sedekah dan jajan. 10% untuk tabungan. Misal dengan pendapatan 4.500.000 sebulan, ada cicilan atau utang 3.150.000.
Alokasi pendapatannya 75% (35% untuk cicilan = 1.575.000 + 40% untuk kebutuhan pokok = 2.025.000). 15% untuk sedekah dan jajan 675.000. Dan 10% untuk tabungan 450.000. Pada pos sedekah dan jajan, apabila masih bersisa, bisa dimasukkan di pos tabungan.
Menabung itu Penting
Di poin sebelumnya dalam perecanaan keuangan keluarga, agaknya selalu kalau enggak terpakai langsung masuk pos tabungan. Memang sepenting itu punya tabungan, fungsinya untuk pemenuhan hak generasi mendatang (dana pendidikan), untuk kebutuhan darurat yang tiba-tiba datang (dana darurat), tabungan ketika kita tidak lagi di usia produktif kerja (dana pensiun), dan apabila kita mau hedon, eh, enggak ya.
Uang tabungan ini bisa terbagi menjadi beberapa pos juga, untuk tabungan jangka panjang atau jangka pendek. Pilah-pilah sesuai prioritas dan tujuan keuangan masing-masing. Misalnya untuk berangkat haji ONH Plus, aamiin.
Ada sebuah cara menabung ala orang Jepang disebut Kakeibo. Metode ini menyarankan kita untuk menyisihkan uang terlebih dahulu untuk tabungan. Baru setelahnya mengalokasikan ke pos pengeluaran. Jadi, bukan menabung uang sisa.
Perlu untuk berhemat demi memenuhi kantong tabungan, tetapi jangan kikir dengan gizi keluarga. Daripada memotong anggaran pemenuhan gizi, bisa untuk mengurangi belanja tak terencana, pemenuhan keinginan tersier. Lalu lakukan penggunaan listrik, pilih liburan atau hiburan yang hemat, kurangi jajan di luar rumah, dan banyak lagi.
Kurangi Utang
Hindari utang yang tidak perlu, apalagi untuk keperluan konsumtif yang sebenarnya bisa saja enggak penting. Apalagi jika masih memiliki utang, wajib hukumnya untuk melunasi utang tersebut sesegera mungkin. Inti dari perencanaan keuangan keluarga ini adalah rasa syukur dan pengendalian diri. Karena tanpa kedua hal ini, pendapatan berapa pun akan seperti air dalam ember yang kita tuang habis tak bersisa. Kadang kita menciptakan kebutuhan baru ketika ada tambahan pemasukan.
Kita itu sebenarnya sudah hidup berkecukupan, tetapi enggak seperti yang kita inginkan.
Kita harus tahu porsi mana kebutuhan dan mana keinginan. Untuk melunasi utang, prioritaskan untuk melunasi utang dengan bunga tinggi lebih dulu. Kemudian, pertimbangkan untuk menambah pendapatan dengan side job misalnya. Apabila memungkinkan, pangkas biaya makan yang berlebihan dan jalan-jalan untuk melunasi utang dengan lebih cepat.
Investasi dalam Financial Planning
Dalam memilih instrumen investasi ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu tujuan keuangan dalam perencanaan keuangan keluarga. Mulai dari kapan uangnya dibutuhkan, profil risiko, dan ketersediaan dananya. Kemudian baru menentukan akan memilih berinvestasi di mana.
Salah satu yang aman, yaitu investasi emas karena memiliki return di atas inflasi dan bisa melonjak 100% ketika krisis. Emas juga bisa jadi aset yang save heaven ketika kondisi ekonomi lagi kurang enak.
Menahan keinginan untuk memperbesar tabungan itu is a must apalagi misal belum ada kebutuhan seperti popok bayi, bayar SPP anak, cicilan rumah. Misalnya uang 1.000.000 rupiah per bulan, bisa dipakai jajan kopi kekinian di cafe selama 20 hari dalam sebulan (50.000 tiap ke cafe).
Output-nya bisa healing, stock foto, peningkatan gula darah hahah~
Sesekali bisa saja, tapi coba kita investasikan ke reksadana pasar uang selama satu tahun. Asumsi suku bunga 6%, maka dalam satu tahun sudah ada output imbal hasil 12.335.562.
Bentuk investasi lainnya ada deposito, emas digital, hingga saham. Ingat prinsipnya investasi itu high risk high return dan sebaliknya. Pastikan juga untuk investasi ini pilih instrumen dengan mempertimbangkan apakah uang tersebut akan dipakai dalam waktu dekat atau tidak. Sesuaikan juga dengan prinsip kamu dalam perencanaan keuangan keluarga.
Kesimpulan Perencanaan Keuangan Keluarga
Setiap periode akhir anggaran (biasanya aku budgeting itu 6 bulan sekali atau setiap akhir tahun–fiskal) aku mengadakan evaluasi dari pelaksanaan dari anggaran belanja yang sudah disepakati bersama. Evaluasi ini meliputi apakah tabungan kita bertambah jumlahnya, nilai aset bertambah atau malah sebaliknya, apakah ada utang atau cicilan yang makin berkurang atau sebaliknya. Lalu, apakah kondisi keuangan keluarga kita dalam posisi surplus, defisit, atau seimbang.
Surplus ini maksudnya adalah kondisi ketika nilai atau jumlah harta keluarga bertambah. Defisit itu kondisi sebaliknya, yaitu misal sepanjang setahun terakhir pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Sementara seimbang itu maksudnya pengeluaran dan pemasukan sama. Kalau sudah defisit, artinya tahun berjalan harus mengencangkan pinggang ekstra untuk mengurangi pengeluaran dan sebisa mungkin menambah pendapatan.
Tapi sudah melakukan financial planning, tetap over budget?
Misalnya karena ada bulan-bulan di mana pengeluaran melonjak, coba telusuri kembali kenapa. Jangan terlalu khawatir karena over budget itu juga manusiawi, yang penting nggak menambah utang konsumtif dan masih bisa diperbaiki di bulan berikutnya.
Semangat menerapkan tips perencanaan keuangan keluarga di atas, semoga bermanfaat~ tabik
Referensi
Daniar, Helma. 2023. Panduan Efektif untuk Moms: Cara Menabung 10 Juta dalam 3 Bulan. https://welovesupermom.com/id/blog/cara-menabung-10-juta-dalam-3-bulan/
Daniar, Helma. 2023. 5 Panduan Sederhana: Mengatur Keuangan Keluarga dengan Efektif. https://welovesupermom.com/id/blog/mengatur-keuangan-keluarga/
13 Komentar. Leave new
Peresentase tabungan 30, semoga saja masih utuh ya saat gajian hehehe. Yang 10% untuk jajan kadang banyak godaannya, yang ada bukan disimpan malah dibelanjakan produk diskon. Ternyata pengelolaan keuangan harus proporsional ya mbak. Sepertinya aku harus mengencangkan ikat pinggang nih supaya tujuan tercapai 🙂 TFS ya.
Dalam perencanaan keuangan memang masih ada kesalahpahaman. Berhemat tuh dianggap pelit pada diri sendiri, sampai makanannya kurang nutrisi. Menanbungvdianggap sisa duit, padahal menabung tuh mestinya disisihkan di awal.
Perancangan keuangan ini sangat-sangat penting dilakukan, alokasikan dana buat invest yang nanti dapat berguna untuk lainnya, kalau saja ada hal yang tidak terduga dan butuh uang, kita tidak bingung mencarinya karna ada alokasi investasi yang digunakan untuk dana darurat
Penting banget nih perencanaan keuangan dan harus dibiasakan sejak dini biar mudah menjalaninya jika sudah jadi kebiasaan, karena diawalnya pasti sulit ya, jangakan untuk invest, buat nabung aj kadang keburu kepake hehehe….
Saya mau bilang pakai sistem bundahara tapi gaji suami belum bisa full untuk semuanya. Sistem bagi tugas mungkin lebih tepat karena semua pos pengeluaran yang berhubungan dengan perut dan sekolah pakai gaji suami sementara listrik pulsa dan buku-mainan dari saya. Masuk mana itu ya?
Sejak awal nikah berusaha banget nerapin financial planning, alhamdulillah udah ad goal yg tercapai meskipun masih banyak PR nya jg. Tapi tetap semangat biar bisa punya financial yg lebih baik sekarang dan di masa depan
Pengalamanku, finansial pasangan muslim perlu banget dipersiapkan, kalau mengandalkan gaji suami agak sulit, makanya istri harus punya skill agar bisa nambah penghasilan untuk dapur tetap ngepul. Nanti komunikasikan suami urusan pendidikan dll.
Wah jadi semangat menerapkan tips perencanaan keuangan keluarga nih, uang memang nggak dibawa mati ya tapi Kita memang perlu perencanaan kan
Alhamdulillah bisa nabung & invest nih tapi masih bisa jajan2 juga. Hemat tapi gak pelit jg sama diri sendiri & keluarga. Pokoknya semua ada bagiannya.
Finansial planning penting banget untuk manajemen keuangan keluarga, sebaiknya sih dikerjakan bareng2 jadi suami istri sama2 paham kondisi keuangannya saat ini, sehingga kalau mau beli apa2 bisa bikin planning bersama.
Soalnya yang namanya ekonomi itu juga menjaga banget kestabilan keluarga. Jangan sampai misah krn gak terbuka masalah keuangan.
Kalau freelancer kayak aku mesti banyak tabungan dana daruratnya. Untuk kebutuhan alhamdulillah sudah cukup untuk diri sendiri. Beda lagi keknya kalau udah berkeluarga. hehe Thank you kak, informasinya lengkap
Saya sendiri masih belum pandai dalam perencanaan keuangan. Tetapi saya setuju jika kita lebih baik menyisihkan untuk tabungan, baru selebihnya disisihkan utuk kebutuhan yang lain. Dan kalau bisa disisihkan juga untukinvestasi. Pasti kita bisa merasakan eprbedaan pengeluaran dengan perencanaan dan tidak ya, selama ada uang yang diatur. Hehehehe
Saya sendiri suka melakukan sistem gabungan dan bagi tugas, apalagi memang fee yang diterima itu memiliki tanggal penerimaan yang cukup jauh berbeda. Istri akhir bulan, suami hampir menempati pertengahan bulan