Finairakara.com – Hai, sejak pandemi, aku semakin gencar untuk kembali belajar soal investasi terutama saham. Apalagi sekarang sudah banyak literasi tentang saham. Juga semakin mudah beli saham meski di rumah doang, salah satunya lewat Stockbit.
Bisa dibilang, meski sebelumnya sudah coba-coba, tetapi aku enggak pernah sangat serius punya tujuan keuangan. Nah, sekarang demi memperjuangkan tujuan keuanganku: financial freedom dan pensiun dini, aku mulai rajin investasi.
Kenapa memilih saham dibandingkan instrumen investasi yang lain, Fin?
Baik, sebelum menjawab pertanyaan itu, aku akan sedikit menyinggung tentang apa saja sih instrumen investasi. Karena ibarat tak kenal maka ta’aruf, jadi ayo aku kenalkan dulu. Siapa tahu cocok kan 🙂
Tipe-Tipe Investasi
#Deposito
Deposito ini dinilai sebagai instrumen investasi dengan risiko yang rendah dan terbilang aman. Biasanya return yang akan kamu terima umumnya di kisaran 3-6%, ini tentu lebih tinggi dibandingkan tabungan konvensional yang biasanya enggak ada 1%.
#Emas
Investasi emas itu lumayan diminati akhir-akhir ini, apalagi sekarang ada tabungan emas digital. Bisa membantu ketika inflasi, dengan return bisa melonjak di atas 100%. Intinya bisa dipakai untuk aset safe haven atau sekadar dana darurat, investasi jangka panjang, dsb.
#Reksadana dan Obligasi
Jika reksadana adalah urun dana yang kemudian oleh manajer investasi dibelikan surat berharga. Sedangkan obligasi adalah surat utang, biasanya diterbitkan perusahaan atau pemerintah. Contohnya obligasi itu misal ORI, SUN, dsb.
#Saham
Saham itu tanda bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Kalau ditinjau dari segi bahasa dan literatur fikih Islam, kata saham berasal dari bahasa Arab yaitu musahamah. Asal katanya dari sahm, ashum, suhmah, yang artinya bagian atau bagian kepemilikan. Contohnya, MYOR, BBCA, BBRI, SIDO, dsb.
Nah, jika reksadana itu kita urun dana dengan investor lainnya dan manajer investasi akan mengelola dananya. Kalau saham, kita bisa mengelola sendiri bagaimana portofolio dari dana yang kita inginkan. Tapi semuanya harus kembali pada profil risiko masing-masing, ya. Jangan sampai termakan FOMO atau ikut-ikutan saja, lalu buntung di akhir.
#Crypto, P2P, Properti, dsb.
Baru-baru ini sepertinya kripto memang sedang naik daun. Termasuk pula NFT, dan sebagainya. Beberapa orang juga terkadang lebih menyukai investasi di aset fisik yang tampak, itu pilihan, semua enggak ada benar salahnya. Yang salah itu ketika tertipu investasi bodong dengan embel-embel high return, low risk.
Sebelum berlanjut ke pembahasan tentang investasi, aku mau cerita. Jadi, beberapa waktu lalu, tepatnya hari Jumat (28/01/21) aku ikut Blogger Gathering BloggerHub dan Stockbit yang membahas bahwa bloger juga bisa investasi saham. Nah, di gathering kali ini ada Kak Michael Owen Kohana selaku Investment Analyst Stockbit yang bantu menjelaskan tentang Stockbit dan investasi saham.
Selain itu, Kak Michael Owen juga menjelaskan setidaknya ada tiga alasan kenapa kita harus berinvestasi, yaitu: Inflasi, Human Life Cycle, dan Kebebasan Finansial. Karena ketika inflasi, harga barang akan naik tidak seimbang dengan nilai dari mata uang. Tentu sangat merugikan, dan investasi adalah penyelamat di kala kondisi sedang krisis.
Investasi juga ibarat sebuah perjalanan, di mana jaraknya adalah jangka waktu dan kendaraannya adalah produknya. Kamu bebas menentukan mau naik apa sesuai dengan profil risiko masing-masing. Karena orang investasi juga kan punya tujuannya masing-masing, sepertiku yang investasi sejak muda karena pengin pensiun dini.
Dari semua tipe-tipe instrumen investasi, kenapa harus saham sih Fin?
Seperti yang aku sebutkan di atas, kalau berbagai tipe instrumen investasi itu ya silahkan dipilih berdasarkan profil risiko masing-masing. Aku sendiri sudah mencoba berbagai jenis investasi, dan yang paling cocok dengan profil risikoku, ya, saham. Tetapi …
Kenapa Harus Saham?
Meski memang, aku sendiri saat ini berusaha mencapai tujuan keuanganku melalui beberapa instrumen investasi. Hal ini aku lakukan agar tidak seperti menaruh seluruh telur di keranjang yang sama, alias diversifikasi risiko. Tetapi, kenapa harus saham?
#Legalitas
Aspek satu ini adalah faktor terpenting yang menjadi perhatianku sebelum memulai investasi. Karena ketika platform atau lembaga yang akan aku gunakan untuk berinvestasi itu legal dan diawasi OJK, tentu akan membuat berinvestasi semakin nyaman.
Bukankah sudah seharusnya kalau investasi itu yang membuat kita tenang? Kalau enggak tenang, bukan investasi dong.
#Return vs Risiko (incl. pajak)
Investasi saham menawarkan return yang cukup besar, hal ini tentu sebanding dengan risikonya. Nah, di ketika investasi saham, ada 2 jalan keuntungan yang bisa didapatkan yaitu: capital gain atau keuntungan ketika harga jual lebih tinggi dari harga beli.
Yang kedua dividen atau pembagian laba perusahaan kepada investor, biasanya dilakukan 1-2x per tahun, yang jumlahnya tergantung dengan jumlah lot saham yang dimiliki tiap investor.
Karena menawarkan imbal hasil yang besar, maka risiko besar juga mengikuti. Adapun 3 risikonya yang perlu kita ketahui, yaitu: Capital Loss, ketika saham yang kita beli justru mengalami penurunan harga.
Suspend, ketika BEI memutuskan untuk memberhentikan perdagangan suatu efek saham di pasar modal. Bisa jadi karena perusahaan tersebut sedang dalam kesulitan pendanaan, terkadang ada yang berhasil melantai di bursa. Tetapi juga ada yang berujung pada likuidasi perusahaan.
Likuidasi ini terjadi ketika perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut atau pailid oleh pengadilan, sehingga para investor kemungkinan akan kehilangan sebagian atau seluruh modal sahamnya. Ketika pengembalian dana terakhir, yang besar kemungkinan mendapat sebagian modalnya adalah pemegang saham prioritas di perusahaan tersebut.
#Jangka waktu
Ketika memilih untuk membeli saham, kita bisa mengatur jangka waktu investasi. Mudahnya, seberapa lama saham itu akan tetap kita simpan (hold), jangka pendek, menengah, atau jangka panjang. Hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan juga profil risiko.
Aku sendiri cenderung berinvestasi untuk jangka panjang, jadi ketika portofolio ada yang ‘merah’ aku enggak kebakaran jenggot. Selain aku yakin di beberapa tahun ke depan, perusahaan tersebut pasti masih sustainable berdasarkan analisis.
#Likuiditas
Salah satu hal yang membuat kenapa harus saham adalah alasan bahwa mudahnya jual-beli saham, juga cepatnya dana bisa dicairkan ke RDN. Likuiditasnya sangat tinggi, tetapi meskipun begitu ada baiknya untuk tidak menggunakan uang panas. Karena pergerakan flow chart saham sendiri cenderung fluktuatif.
Gunakan uang yang memang tidak sedang diperlukan dalam jangka waktu dekat, juga pastikan dana darurat serta dana kebutuhan pokok sudah terpenuhi. Misalnya saja menggunakan uang dari kebutuhan tersier, alias uang jajan yang sengaja ditabung dengan enggak jajan.
#Skill & Time
Karena dalam investasi itu, kesabaran dan usaha untuk terus menerus belajar adalah kunci. Tidak terburu-buru membeli suatu efek saham, terlebih hanya karena saham tersebut sedang dibeli juga oleh banyak orang. Lakukan beberapa analisis terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian.
Ada tiga tipe analisis saham yang bisa kamu lakukan, yaitu: Fundamental Analisis, Teknikal Analisis, dan Bandarmology.
Fundamental analisis, biasanya dilakukan untuk investasi jangka panjang dengan menganalisis performa perusahaan berdasarkan laporan keuangan dan laporan laba rugi perusahaan dalam periode tertentu.
Selain itu, para investor juga seringkali mengamati ROE, P/E, sentimen pasar, dan lain sebagainya untuk menentukan apakah performa perusahaan itu bagus atau tidak. Semakin dinilai bagus laporan keuangan perusahaan, maka bisa dibilang cash flow perusahaan tersebut dalam kondisi bagus pula.
Namun, perlu hati-hati dengan fenomena window dressing, maka itu perlu dilakukan analisis dari beragam sektor.
Teknikal analisis, biasanya untuk investasi jangka pendek. Analisis teknikal ini menilai suatu saham apakah bagus prospeknya atau tidak berdasarkan data dalam petgerakam harga historis saham.
Bandarmologi, analisis yang satu ini membutuhkan kecepatan analisis dan ketenangan hati. Analisis ini berdasarkan dari hasil pengamatan bandar yang memainkan pasar. Karena setiap efek saham terdapat rekam jejak pembelian dan penjualan tiap harinya. Dari jejak para bandar itulah, kita bisa memutuskan untuk ikut membelinya atau tidak.
Apa sih Stockbit itu?
Kalau ketika mendengar nama Stockbit, dan kamu merasa agak-agak mirip dengan salah satu aplikasi investasi lainnya huruf awal B, lima huruf, huruf terakhir T. Sebut saja Bibit. Hahaha, iya sebenarnya si Stockbit ini masih satu rumah sama aplikasi Bibit. Bedanya, kalau di Bibit kamu bisa membeli instrumen investasi reksadana, sedangkan di Stockbit instrumennya adalah investasi saham.
Jadi, Stockbit dan Bibit ini perusahaan rintisan yang ingin meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Melalui misinya itu, teknologi investasi yang paling optimal tercipta yaitu platform yang user-friendly untuk investor pemula maupun tingkat profesional.
Paling suka ketika tahu, bahwa Stockbit dan Bibit ini percaya kalau setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk investasi yang benar demi masa depan lebih cerah.
Stockbit ini adalah one-stop platform terpercaya yang diawasi OJK dengan nomor izin KEP-132/PM/1992. Selain itu Stockbit juga sudah terdaftar di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), makin aman dan terjaga.
Fitur-fitur Favorit di Aplikasi Stockbit
✨Stream
Tempat para investor berjumpa dengan para investor lain, bisa dibilang seperti media sosialnya di dalam aplikasi Stockbit. Jadi ada yang namanya public profile, di mana kamu bisa mengajukan verification badge. Kalau kamu ngintip di Twitter @stockbit, kamu bisa baca Tweet sematannya kalau ada 2 investor yang ketemu di Stockbit Stream. Lalu menikah. Hmm, mungkin yang jomlo bisa dicoba juga 😆
✨Snips
Enggak perlu mencari-cari lagi, karena Stockbit juga menyediakan berita terbaru, artikel tentang investasi, panduan para investor, dan kisah sukses para investor juga pengusaha di fitur ini. Karena kuncinya berinvestasi adalah update, maka itu fitur ini sangat membantu sekali.
✨Stockbit Academy
Di fitur ini membantu untuk belajar tentang investasi saham langsung dari ahlinya. Selain itu, materi yang disampaikan itu meski berat, tapi kerasa mudah banget dipahaminya. Yang bikin makin senang ada fitur ini adalah gratis, padahal materinya lengkap banget ya ampun.
✨Stockbit Pro
Di awal aku sudah sedikit menyinggung kalau Stockbit ini adalah aplikasi untuk investor pemula dan profesional. Nah, di fitur Stockbit Pro ini adalah fitur premium dari stockbit. Kamu bisa melakukan analisis dengan beragaram fitur analisis canggih yang disediakan.
Untuk mengakses fitur premium ini kamu harus berlangganan Rp250.000/bulan untuk 1 bulan. Rp200.000/bulan untuk 6 bulan. Rp150.000/bulan untuk langganan selama 1 tahun.
Sepertinya aku sering menemukan ada yang menawarkan fitur pro gratis di luar sana, harap berhati-hati ya dan pastikan untuk berlangganan langsung melalui aplikasi Stockbit biar aman dan nyaman ketika menggunakan. Jangan tergoda yang gratisan tapi tidak terjamin keamanannya.
✨Sekuritas
Tempat kamu bertransaksi jual-beli saham. Kalau cuma memantau harga saham juga bisa, sih, tapi masa iya hanya dipantau tapi enggak dieksekusi. Selain itu, di Stockbit juga ada fitur transfer saham yang pastinya jadi memudahkan.
✨Virtual Trading Saham
Terkadang masih ada rasa ragu untuk memulai sesuatu yang baru. Makanya butuh ‘pengalaman’ supaya tahu rasanya bagaimana biar ragunya sedikit berkurang. Dan fitur virtual trading ini sangat membantu untuk yang masih coba-coba tapi enggak mau keluar duit dulu.
Belajar trading saham secara virtual dulu, nanti setelah menemukan rasa yang cocok bisa memulai investasi benerannya. Tapi saran aku, sih, mulai aja dari sedikit dulu, karena kita kan belajarnya dari pengalaman pribadi sekaligus pengalaman orang lain.
Cara Registrasi di Stockbit
#Download aplikasi Stockbit di Playstore
#Lakukan registrasi sesuai dengan petunjuk di layar, karena menu muncul dengan bahasa Indonesia dan mudah dipahami. Atau kamu bisa simak tutorialnya di gambar ini:
Apabila kamu sudah memiliki akun Bibit sebelumnya, kamu bisa langsung menghubungkan data yang ada di akun Bibit ke akun Stockbit kamu secara otomatis.
Kemudian kamu tinggal melanjutkan dengan mendaftar rekening dana nasabah (RDN). Rekening ini adalah tempat kamu bisa menyetorkan dana untuk investasi, kemudian jika menjual saham maka hasilnya akan ada di rekening ini.
RDN ini tidak memiliki ATM, dan laporannya juga akan kamu terima tiap bulan melalui surat elektronik. Jadi enggak perlu ke Bank, dan kamu bisa langsung membuatnya hari itu juga di aplikasi Stockbit. Tenang saja untuk yang khawatir akan auto debit ke saham atau takut uangnya berkurang tiba-tiba, uang kamu akan aman kok nominalnya.
Apabila sudah terverifikasi, maka akun Stockbit kamu siap digunakan bertransaksi jual beli saham.
Jujur dari Blogger Gathering bareng BloggerHub dan Stockbit kemarin, yang disampaikan Kak Michael Owen itu banyak, padat, dan super menarik sekali. Sampai aku enggak sadar ada di dalam meeting room selama 2 jam lebih. Andaikan dilanjutkan sesi berikutnya, aku pasti bakalan auto ikut di garis terdepan asli. Karena aku suka, jadi enggak berasa walau lama.
Well, baik, begitu kurang lebih adanya yang aku sampaikan di tulisan kali ini. Dan sepatah kalimat terakhir aku ingin membagikan tips yang disampaikan oleh Kak Michael Owen juga di forum yang sama.
Tiga langkah mudah dalam investasi yang perlu kamu tahu, itu: a.) Pilih perusahaan yang kinerjanya baik, b.) Beli sahamnya di harga wajar, c.) Bersabar dan biarkan waktu yang bekerja.
Selalu ingat, “high risk, high return.”
~Tabik
14 Komentar. Leave new
Wah aku juga pakai stockbit. Lengkap fiturnya dan ada transfer saham itu mudahin banget. Jadi udah langsung pindahin beberapa saham di sekuritas lain ke stockbit
Paham investasi yg bgini ini cocok banget jdi istri dan ibundahara, masyaallah adee cantik yg baru jadi istri. Insyaallah istri cantik sholehah yg jg cerdas
Wuah kalau mbak fin bicara ekonomi gamain-main dong yaa, panutan quw banget pokonya. Debest tulisannya ♥️ rajin nulis mbak fin wahaha ditunggu tulisan barunya
Hahaha terima kasih Kak, sudah rajin baca tulisanku yang masih amburadul ini. Happy reading~ ♥️
Ukhty… Apa saham itu gak judi ya?
Halo, bisa dicek tulisan sebelumnya ya terkait ini sudah pernah aku bahas.
Wah pas banget nemu artikel ini, karena saya pengen invest di saham. Terima kasih sudah berbagi dan memperkenalkan Stockbit, Kak.
Wah, kayaknya boleh di coba ini mbak,, kebetulan pengen belajar investasi nih,
Bicara soal saham ini rumit bagiku Mbak, namun setidaknya tulisan ini telah memberiku gambaran apa itu saham dan berbagai hal yang kudu diketahui bagi para pemula.
Belum pernah pake stockbit sih, cuma belajar reksadana dan saham di ajaib sama bibit aja yg pernah
Iyes mba, kunci dari invest saham adalah sabar dan jeli ya. Teman ada yang dengan setia invest saham hingga penuh portofolionya
Buat pemula, saya merasa masih kesulitan memilih investasi yang tepat. Info menarik, Mbak tentang investasi saham. Belum sepenuhnya mengenal Stockbit, tapi next bisa dicoba juga setelah membaca artikel ini…
adanya applikasi stockbit, jadi sangat memudahkan kak. terutama untuk investor pemula seperti saya juga nih, sangat membantu.
lengkap ulasannya. jadi lebih paham tentang saham ini dan cara mengaplikasikannya di stockbit