Finairakara.com – Assalammualaikum, kali ini catatan kajian yang aku bagikan adalah catatan yang kutulis ketika menghadiri majelis maulid di Surabaya. Ketika itu hadir bersama rombongan kecil dengan Ustadzah Aminah Khaneman dari Malang. Berkumpul di Toko Roti Purimas, kemudian berangkat ke Surabaya. Pembacaan maulid selesai kemudian ada mau’idhoh hasanah oleh Ustadzah Syarifah Halimah Alaydrus.
Majelis maulid di tempat pertama selesai sekitar pukul 13.00 WIB. Kami istirahat sejenak di rumah shohibul maulid, kemudian menyusul majelis maulid yang Ustadzah Syarifah Halimah Alaydrus hadiri di tempat kedua. Ketika sampai, tempat sudah penuh, tetapi alhamdulillah kami masih diberikan rezeki untuk hadir di majelis siang itu. Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan untuk ziaroh ke beberapa makan shalafus sholih di wilayah Ampel. Rutenya kurang lebih begini dari Boto Putih — Sunan Ampel — Ampel Ghubah Lor. Di Boto Putih kami ziaroh ke beberapa makam.
Setelah itu kami memutuskan untuk istirahat dan makan bakso di area Ampel. Setiap kali ziaroh ke wilayah Ampel dengan Ustadzah Aminah, masyaAllah alhamdulillah selalu mengajak ke tempat makan di area yang sama. Setelahnya, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Malang. Sampai di Malang pukul 23.00 WIB, perjalananku ditutup dengan naik motor bersama zaujy ke Tumpang dan sampai rumah sekitar pukul 00.00 WIB. Alhamdulillah~
Atas keberkahan Rasulullah, atas keberkahan Ustadzah Halimah Alaydrus, keberkahan shohibul maulid dan ahli khidmah, semoga Allah juga memberikan keberkahan pada kita. Bismillah ini dia catatan kajian pada saat itu, semoga ridho.
Catatan Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus
Ada orang yang datang pada Nabi dan Nabi memohonkan ampunan atas orang itu pada Allah, maka Allah akan mengampuni orang itu.
Datang pada Nabi Muhammad, lalu mohon ampunan dari Allah. Lalu Nabi Muhammad akan beristighfar untuk kita.
Datang pada Nabi Muhammad dengan sungguh-sungguh, misalnya ke maqom Nabi Muhammad. Semoga kita yang di sini bisa pergi ke maqom Nabi, ke Madinah.
Sebenernya ya bisa kita ucap salam sendiri pada Nabi di rumah, tapi ya kita siapa sih? Salamnya tuh belum layak untuk dijawab sama Nabi Muhammad. Tapi kalau kita datang pada Nabi dengan berjamaah, kayak gini ada 40 orang lebih dalam majelis maulid, pasti diijabah. Karena jika ada majelis paling sedikit 40 orang, maka menjadi perkumpulan yang do’anya mustajab. Biaa jadi juga akan ada waliyullah atau orang yang mustajabul do’a (orang yang do’anya diijabah).
Dengan keberkahan Nabi Muhammad, maka ampuni dosa kami ya Allah.
Dikatakan bahwa Nabi Muhammad itu as-Saqi Baqi‘ atau yang menuang-nuangkan dari Allah. Dituangkan di majelis kayak maulid, banyak dibagikan dari Allah. Apa yang dituangkan? Irsyad (petunjuk).
Kata Habib Ali Habsyi, di majelis maulid itu banyak dibagikan hadiah. Hadiahnya dari Allah dan Nabi yang nuangin.
Nabi itu pembagi karunia-Nya Allah.
Nabi itu dari zaman dulu sampai zaman sekarang, selama ada orang beriman, bakalan terus nuangin tuh di qu’us-qu’us (gelas). Yang dituangin itu adalah irsyad dari Allah. Dituangkan pada orang yang mencintai Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam.
Karena kalau dapat gelas-gelas yang dituangin Nabi berisi petunjuk, itu biar cara mikir kita jadi bener, biar cara pandang kita jadi lurus, biar ibadahnya jadi bener.
Ustadzah Halimah bercerita, ada seorang perempuan yang berkata sama beliau, “jangan pernah berhenti bikin majelis maulid, Ustadzah.”
Kisahnya perempuan itu, dulu waktu belum banyak majelis maulid seperti sekarang, perempuan itu bertengkar hebat sama suaminya. Sebelum-sebelumnya sudah sering cek-cok, pada akhirnya di malam itu dia dan suaminya ribut besar.
Sampai suaminya keluar rumah banting pintu, si perempuan bilang dengan teriak, “jangan pulang sekalian!”
Tengah malam si perempuan hubungi temannya untuk ngajakin main besoknya, tapi si temannya ini sudah berniat paginya mau hadir maulid di majelis Ustadzah Halimah. Menolak jika diajak main dari pagi, akhirnya ngajakin si perempuan untuk hadir maulid juga.
Si perempuan karena sudah sumpek, akhirnya mau hadir di majelis maulid. Dan ketika itu, Ustadzah Halimah bawain kisahnya perempuan-perempuan sholeha di sisi Nabi Muhammad, Sayyidah Khadijah. Perempuan itu nangis entah kenapa, dan langsung teringat dosa-dosanya, terutama pada suaminya.
Habis maulid kan rencana mau main sama temennya, tapi si perempuan minta diantar pulang saja mau ketemu dan minta maaf sama suami. Ternyata di rumah itu pintunya dikunci karena di dalam ada suaminya, ia mengetuk pintu rumah. Lalu si istri meminta maaf sama suaminya, dan ternyata suaminya juga minta maaf sama si istri. Mereka berpelukan siang itu, dan saling berkata ingin meminta kesempatan jadi suami/istri yang baik.
Itu salah satu contoh keberkahan maulid.
Karena Nabi Muhammad itu kalau bagi-bagi itu kayak vitamin. Sesuai kebutuhan dan nambal yang kurang atau yang bolong-bolong di diri kita.
Tambah besar cintanya ke Nabi, tambah baik.
Kisah Habib bin Zein
Kisahnya Habib bin Zein, waktu kecil usia ±10 tahun. Jadi satu-satunya anak kecil yang waktu dibaiat Nabi Muhammad. Jadi, waktu itu di yang laki-laki pegangan tangan sama Nabi, dan yang perempuan pegang ujung rida’ (sorban)-nya Nabi. Bayangin sedekat itu sama Nabi gimana bahagianya orang-orang pada zaman itu. Mereka janji setia sama Nabi.
Nah, cinta Allah pada Nabi itu menempatkan derajat Nabi Muhammad itu jauh sekali dari yang lainnya. Derajatnya di tempat tertinggi.
“Sesungguhnya jika orang yang sedang membaiat atau membuat janji pada Muhammad, sebenarnya sedang membuat janji dengan-Ku.”
Nah, pas sudah dewasa, ketika itu muncul si Musailamah yang ngaku jadi nabi. Ngirim surat ke Nabi Muhammad, mengatakan bahwa Bumi ini ada dua bagian yaitu separuh untuk Nabi Muhammad dan separuh untuk Musailamah.
Orang-orang pada zaman Nabi Muhammad tuh tahu, kalau Nabi Muhammad bener. Tapi mereka lebih menyukai pembohong dari kabilah Hanifah, daripada orang yang benar dari kabilah Quraisy.
Mereka fanatik dengan kesukuan. Makanya jangan fanatik sama selain Nabi Muhammad.
Lalu, Habib bin Zein yang menjadi utusan untuk mengirim surat balasan dari Nabi Muhammad ke Musailamah al-Khadzab (pembohong yang ngaku nabi).
Habib bin Zein minta sama penjaga ya Musailamah, Musailamah menerima langsung surat tersebut. Akhirnya dibawanya Habib bin Zein ke Musailamah. Musailamah marah besar dan merantai Habib bin Zein, menyiksanya agar mengakui bahwa Musailamah juga nabi.
Habib bin Zain tetap tersenyum dan membusungkan dadanya, bahkan ketika algojo Musailamah memotong satu persatu jemarinya. Habin bin Zein ini malah tersenyum karena denger nama Nabi Muhammad. Memang kalau orang cinta itu, denger namanya aja yang gak bisa enggak senyum. Enggak tahan buat enggak senyum.
Beliau terus ucap syahadat dan tidak mengakui Musailamah sebagai nabi, seperti keinginan Musailamah.
Tapi Habib bin Zein ini sudah tahu untuk apa hidupnya di muka bumi, karena gelas irsyad-nya sudah penuh oleh Nabi. Hidupnya itu untuk menempuh jalan cintanya Nabi.
Makanya kalau bingung hidup mau ngapain, deketin Nabi. Hadir majelis maulid, baca sholawat. Nabi bakal jadi guru dan memandu orang-orang yang baca sholawat. Banyak baca sholawat gak akan tersesat.
Ngomong sama anak, ngomong sama suami, ngomong sama tetangga itu butuh irsyad. Kalau suami ngomong begini, kita tahu balas ngomong gimana. Kalau tetangga berlaku begini, kita tahu harus bagaimana.
Makanya kalau cinta sama Nabi, gelas irsyad-nya akan dituang penuh.
Jangan tinggal sholat, untuk jaga hubungan dengan Allah.
Baca banyak sholawat, untuk jaga hubungan dengan Nabi.
Jangan fanatik selain kepada Nabi Muhammad, deketin juga anak-anaknya ke Nabi, kenalin anak-anaknya ke Nabi. Bener-bener minta sama Allah untuk dipenuhi hati kita dengan Nabi Muhammad, minta dekatkan sama Nabi, minta kenalin sama Nabi.
Kalau sekali saja kita Nabi melihat kita, itu sudah cukup. Kelar semua urusan dunia akhirat.
Majelis Maulid bersama Ustadzah Halimah Alaydrus
Surabaya, 4 Oktober 2022
12 Komentar. Leave new
sejuk bener baca tulisannya terima kasih mom semoga berkah dan jadi ladang pahala nih
Gak bisa bayangin betapa luar biasanya bisa sedekat itu sama Nabi Muhammad. Pasti bahagia banget bisa sedekat itu dengan Rasulullah.
Seandainya hidup zaman nabi pasti ingin selalu dekat dengan suri tauladan kita terciprat segala keberkahan kehidupan
Noted banget kisahnya mba menyentuh dan ingat solat serta shalawat kepada nabi ya supaya dapat sangat kelak di hari kiamat
makasih kak postingannya, masyallah semoga jadi ladang jariyah ilmu bagi kaum muslim yang membaca.
kadang kita sebagai muslim mengaku pengikut nabi tapi sering lalai memuji dan mengagungkannya.
semoga kita semua termasuk orang yang mendapatkan syafaat dari nabi muhammad diakhirat kelak
Semoga kita semua bisa meneladani suri tauladan Nabi dan mendapat rahmat dan hidayahnya Amin YRA
Sejuk banget baca artikel ini. Sepakat sih jangan tinggalkan salat dan perbanyak salawat. Insya Allah hidup bisa nyaman dan tentram
Masya Allah, terima kasih pengingatnya, Mbak.
Semoga kita semua termasuk dalam umat yang diberi syafaat oleh Rasulullah kelak di akhirat. Aamiin.
Allahumma sholli ‘ala muhammad. Semoga kita semua termasuk manusia yang senantiasa menjalankan ibada sesuai dengan apa yang diajarkan rasulullah, tidak menambah dan tidk pula menguranginya. Dan semoga kelak kita semua mendapat syafaat Rasulullah
Makasiy mba untuk postingannya. So happy bacanya,, harus sering2 lagi solawat untu mengingat Nabi
MasyaAllah, semoga kita semua termasuk golongan orang yang mendapat syafa’at Rasulullah di akhirat kelak.
Reminder untuk selalu terus mendekatkan diri dan meneladani Rasulullah, manusia pilihannya Allah. Junjungan kita umat muslim. Kita belum lahir aja Rasulullah sudah menangisi nasib kita kelak, betapa sayangnya beliau pada kita.